Ukiran
Masyarakat Minangkabau sejak lama telah mengembangkan seni budaya berupa
ukiran, pakaian, dan perhiasan. Seni ukir dahulunya dimiliki oleh
banyak
nagari di Minangkabau. Namun saat ini seni ukir hanya berkembang di nagari-nagari tertentu, seperti
Pandai Sikek. Kain merupakan media
ukiran yang sering digunakan oleh masyarakat Minang. Selain itu ukiran juga banyak digunakan sebagai hiasan
Rumah Gadang.
Ukiran Rumah Gadang biasanya berbentuk garis melingkar atau persegi,
dengan motif seperti tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan
berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran,
berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting
akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah. Disamping itu
motif lain yang dijumpai dalam ukiran Rumah Gadang adalah motif geometri
bersegi tiga, empat, dan genjang. Jenis-jenis ukiran Rumah Gadang
antara lain
kaluak paku, pucuak tabuang, saluak aka, jalo, jarek, itiak pulang patang, saik galamai, dan
sikambang manis.
|
Ukiran Rumah Gadang Minangkabau |
|
Tarian
Tari-tarian merupakan salah satu corak budaya Minangkabau yang sering
digunakan dalam pesta adat ataupun perayaan pernikahan. Tari Minangkabau
tidak hanya dimainkan oleh kaum perempuan tapi juga oleh laki-laki.
Ciri khas tari Minangkabau adalah cepat, keras, menghentak, dan dinamis.
Adapula tarian yang memasukkan gerakan silat ke dalamnya, yang disebut
randai.
Tari-tarian Minangkabau lahir dari kehidupan masyarakat Minangkabau
yang egaliter dan saling menghormati. Dalam pesta adat ataupun
perkawinan, masyarakat Minangkabau memberikan persembahan dan hormat
kepada para tamu dengan tari-tarian. Jenis tari Minangkabau antara lain:
Tari Piring,
Tari Payung,
Tari Pasambahan, dan
Tari Indang.
|
Tari Pasambahan |
Bela diri
Pencak Silat adalah seni bela diri khas masyarakat Minangkabau yang
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pada mulanya
silat merupakan bekal bagi perantau untuk menjaga diri dari hal-hal
terburuk selama di perjalanan atau di perantauan. Selain untuk menjaga
diri, silat juga merupakan sistem pertahanan nagari (
parik paga dalam nagari).
Pencak silat memiliki dua filosofi dalam satu gerakan. Pencak
(mancak) yang berarti bunga silat merupakan gerakan tarian yang
dipamerkan dalam acara adat atau seremoni lainnya. Gerakan-gerakan
mancak diupayakan seindah dan sebagus mungkin karena untuk pertunjukkan.
[17]
Sedangkan silat merupakan suatu seni pertempuran yang dipergunakan
untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, sehingga
gerakan-gerakannya diupayakan sesedikit mungkin, cepat, tepat, dan
melumpuhkan lawan.
[18]
Orang yang mahir bermain silat dinamakan pendekar (
pandeka).
Gelar pendekar ini pada zaman dahulunya dikukuhkan secara adat oleh
ninik mamak dari nagari yang bersangkutan. Kini pencak silat tidak hanya
diajarkan kepada generasi muda Minangkabau saja, namun juga telah
menyebar ke seluruh Nusantara bahkan ke
Eropa dan
Amerika Serikat.
[19]
|
Salah satu contoh bela diri khas Minangkabau adalah Silat |
|
Musik
Budaya Minangkabau juga melahirkan banyak jenis alat musik dan lagu. Di antara alat musik khas Minangkabau adalah
saluang,
talempong,
rabab, serta bansi. Keempat alat musik ini biasanya dimainkan dalam
pesta adat dan perkawinan. Kini musik Minang tidak terbatas dimainkan
dengan menggunakan empat alat musik tersebut. Namun juga menggunakan
istrumen musik modern seperti orgen, piano, gitar, dan drum. Lagu-lagu
Minang kontemporer, juga banyak yang mengikuti aliran-aliran musik
modern seperti pop, hip-hop, dan remix.
Sejak masa kemerdekaan Indonesia, lagu Minang tidak hanya dinyanyikan
di Sumatera Barat saja, namun juga banyak didendangkan di perantauan.
Bahkan adapula pagelaran Festival Lagu Minangkabau yang diselenggarakan
di Jakarta. Era 1960-an merupakan masa kejayaan lagu Minang. Orkes
Gumarang pimpinan
Asbon Madjid,
merupakan salah satu kelompok musik yang banyak menyanyikan lagu-lagu
khas Minangkabau. Selain Orkes Gumarang, penyanyi-penyanyi Minang
seperti
Elly Kasim,
Ernie Djohan,
Tiar Ramon, dan
Oslan Husein,
turut menyebarkan musik Minang ke seluruh Nusantara. Semaraknya
industri musik Minang pada paruh kedua abad ke-20, disebabkan oleh
banyaknya studio-studio musik milik pengusaha Minang. Selain itu,
besarnya permintaan lagu-lagu Minang oleh masyarakat perantauan, juga
menjadi faktor kesuksesan industri musik Minang.
[20]
|
Saluang |
|
|
Talempong |
Arsitektur
Arsitektur Minangkabau merupakan bagian dari seni arsitektur khas
Nusantara, yang wilayahnya merupakan kawasan rawan gempa. Sehingga
banyak rumah-rumah tradisionalnya yang berbentuk panggung, menggunakan
kayu dan pasak, serta tiang penyangga yang diletakkan di atas batu
tertanam. Namun ada beberapa kekhasan arsitektur Minangkabau yang tak
dapat dijumpai di wilayah lain, seperti atap bergonjong. Model ini
digunakan sebagai bentuk atap rumah, balai pertemuan, dan kini juga
digunakan sebagai bentuk atap kantor-kantor di seluruh Sumatera Barat.
Di luar Sumatera Barat, atap bergonjong juga terdapat pada kantor
perwakilan Pemda Sumatera Barat di
Jakarta, serta pada salah satu bangunan di halaman
Istana Seri Menanti,
Negeri Sembilan. Bentuk gonjong diyakini berasal dari bentuk tanduk kerbau, yang sekaligus merupakan ciri khas etnik Minangkabau.
|
Mesjid Raya Sumbar |
|
Ukiran Mesjid Raya Sumbar |
|
Mesjid Raya Sumbar tampak dari Jl.Khatib Sulaiman |
|
Mesjid Raya Sumbar dalam tahap ke 2 |
|
Mesjid Raya Sumbar tampak dari Pantai Padang |
|
Mesjid Raya Sumbar tampak dari Jl.Khatib Sulaiman |
|
Mesjid Raya Sumbar tampak malam
|